Jumat, 20 Februari 2009
KuRa-KuRa
Ada Apa dengan Mocha dan Mochi (Kura-Kura Brasil)?
Posted on Anything.
Mocha dan Mochi itu adalah nama yang diberikan Denita untuk dua Kura-Kura Brasil peliharaan saya. Kura-kura ini saya beli lima bulan yang lalu di sebuah pameran tanaman hias. Sejak dulu sebenarnya saya sudah tertarik untuk memeliharanya, namun baru kesampaian membelinya pada waktu itu. Saya membeli dua ekor kura-kura tersebut seharga 13ribu rupiah + bonus Makuku (makanan kura-kura) + penjelasan bagaimana memelihara kura-kura brasil dengan baik. Saya juga diajarkan cara memilih kura-kura yaitu dengan melihat karapasnya, karapas adalah nama lain tempurung kura-kura. Semakin simetris karapasnya, katanya semakin baik nilai keindahan kura-kura tersebut.
Mocha dan Mochi
Kura-kura Brasil dikenal dengan nama latin Chrysemsy Seripta Sp. berasal dari Amerika Selatan, dan digolongkan sebagai penyu kolam. Jenis yang saya beli adalah jenis Red Ear Slider, yaitu kura-kura yang memiliki ciri dengan guratan merah pada setiap sisi kepalanya, karapasnya berwarna hijau dan terdapat garis-garis kuning yang membentuk pola-pola tertentu. Kura-kura jenis ini bukan binatang langka, mereka sengaja ditangkarkan dan diperdagangkan karena keindahannya dan juga lebih jinak dibandingkan kura-kura jenis lainnya.
Mocha : Kura-Kura Brasil
Saya membeli Mocha dan Mochi ketika karapas mereka masih berukuran 5 cm. Kini setelah lima bulan, karapasnya sudah mencapai 12 cm sehingga akurium kecil saya tidak cukup lapang untuk tempat bermain mereka berdua. Jadilah ember sebagai tempat pengungsian sementara saat ini, karena saya berencana membuat kolam kecil agar mereka bisa puas bermain. Sayangnya ketika membeli kura-kura, saya tidak tahu mana yang jantan dan betina. Setelah membaca beberapa artikel di internet, ternyata kura-kura yang saya beli adalah jantan semua. Hal ini ditunjukkan dengan kuku jari yang runcing panjang dan kloaka yang jauh dari tempurung.
Mochi : Kura-Kura Brasil
Mocha dan Mochi pada waktu kecil, sangat senang jika diberi sejenis pelet makan berbentuk bulat dengan merk Makuku yang komposisinya terdiri dari udang, ikan dan beberapa vitamin. Harga makuku cukup murah yaitu 3500 rupiah untuk satu kotaknya. Setelah agak besar, saya memberinya makan dengan yang lebih mewah yaitu Turtle Food ORCA seharga 6000 rupiah. Bentuk pelet ini adalah batangan, sehingga terkadang mereka harus beberapa kali menguyahnya sebelum menelannya. Mocha dan Mochi sangat suka jika saya menyodorkan makanan itu ke mulutnya, mereka dengan sigap merebutnya dari jari saya. Pada bulan ketiga pertumbuhan karapas dan tubuh mereka sangat cepat sekali seiring dengan napsu makannya.
Mocha Kura-Kura Ulet
Saya mengamati bahwa mereka terkadang mengeluarkan suara-suara tertentu jika mereka lapar. Suara mendecit-decit seperti suara tikus, dan itu tidak begitu keras. Selain itu saya juga mengadakan eksperimen seperti yang dilakukan oleh Ivan Pavlov dengan anjingnya. Setiap kali saya ingin memberi mereka makan, saya menggoyang-goyangkan tabung pakan sehingga berbunyi gemerisik. Rupanya eksperimen saya cukup berhasil, Mocha dan Mochi dapat bergerak lebih aktif (bergoyang-goyang di air) ketika saya memberikan stimulus bunyi tabung pakan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa teori belajar Pavlov tentang Classical Conditioning dapat diterapkan juga pada kura-kura. Namun demikian perlu suatu penelitian lebih lanjut, apakah stimulus yang merangsang kura-kura tersebut berasal dari pendengaran atau dari penglihatannya. Kura-kura punya telinga kah?
Dalam fabel (dongeng binatang) mereka digambarkan sebagai binatang yang pendiam, lambat dan sabar. Namun ternyata tidak demikian pada kura-kura yang berumur muda. Mereka adalah binatang periang, suka keributan, dan jarang tidur. Perilaku Mocha dan Mochi mulai berubah setelah tiga bulan saya pelihara. Karapasnya yang besar membuat mereka dapat menampung oksigen lebih banyak sehingga dapat bertahan dalam air lebih lama. Mereka pun menjadi lebih tenang dari sebelumnya, dan jika tidur agak sulit dibangunkan.
Banyak aktivis lingkungan hidup menolak perdagangan dan pemeliharaan kura-kura dengan alasan perdagangan tersebut telah membuat ribuan binatang jenis ini mati prematur. Kematian yang seharusnya tidak terjadi seandainya para pemilik kura-kura tersebut memiliki pengetahuan yang cukup untuk memeliharanya. Sayangnya sebagian besar pembeli kura-kura ini adalah anak-anak kecil, yang terkadang perilaku bermain mereka justru membuat kura-kura tersiksa dan mati secara prematur. Jika Anda memang berniat untuk memelihara kura-kura, mungkin bacaan-bacaan yang juga menjadi referensi saya ini dapat bermanfaat :
Pengenalan Dasar Kura-Kura
Merawat Kura-kura Brazil
Kura-kura Brazil: Fakta dasar dan perawatan kesehatan
Hobby - Pakan Kura-kura Brasil
Usaha Potensial Kura-kura Brasil
Sebulan ini saya sedang kebingungan dengan perilaku Mocha dan Mochi. Mereka mogok makan. Tapi mereka tidak sakit, mereka masih menunjukkan keriangannya berenang di ember. Mereka juga masih semangat untuk berlari dengan cepat jika dilepas di lantai. Saya heran, mereka tidak lagi doyan dengan pakan yang biasanya diberikan. Saya juga sudah mencoba untuk memberikan sayur-sayuran. Namun semuanya itu tidak disentuhnya? Ada apa ya dengan Mocha dan Mochi?
Mochi Berjemur
Apa mereka ingin ganti menu makanan? Apa memang semakin dewasa mereka tidak suka makan? Apa mereka berdua ingin kawin? Atau mereka selama 40 hari ini ingin ikut berpuasa dan berpantang dalam rangka prapaskah? (*saya pernah dengar cerita, beberapa hewan peliharaan memiliki hubungan emosional dengan pemiliknya) Hehe.. Saya masih belum menemukan jawabannya. Adakah pembaca yang dapat membantu saya untuk menemukan penyebab kedua kura-kura saya itu mogok makan?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar